wijanathea.blogspot.com, Jakarta -Di saat anggota tentara dan polisi lainnya berdiri tegak, sekelompok polisi justru duduk bersila di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat. seusai apel pengamanan kampanye pemilihan kepala daerah, Rabu 2 November 2016. Tangan-tangan mereka menengadah di atas lutut. Asmaul Husna atau nama-nama indah milik Sang Pencipta pun terlantun dari bibir mereka.

Tak hanya sikap mereka yang berbeda, pasukan berkekuatan 400 orang ini mengenakan kostum unik. Meski berseragam polisi, para pria itu juga berbalut sorban dan kopiah haji berwarna putih. Mereka adalah pasukan Asmaul Husna, yang akan ada di barisan depan saat demo 4 November 2016. Anggotanya adalah polisi Brimob dari berbagai daerah.

“Pasukan ini adalah pengganti pasukan tameng. Kalau pasukan lain menembak pakai peluru, mereka menembak pakai hati," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Jakarta Timur, Ajun Komisaris Besar Arif Rachman, kepada Tempo.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Agus Rianto, mengatakan pasukan Asmaul Husna hadir untuk mengingatkan masyarakat bahwa polisi sama dengan masyarakat lainnya. "Bahwa ada juga di antara kami yang Muslim, juga melakukan kegiatan keagamaan," ujar Agus dalam kesempatan terpisah.

Mereka juga bertugas menenangkan massa jika situasi unjuk rasa mulai memanas. Menurut Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono pasukan ini telah berpengalaman menenangkan massa dalam sejumlah unjuk rasa di kota-kota lain. "Mendatangkan Brimob-brimob dari berbagai daerah yang secara spesifik mempunyai kemampuan itu (dzikir), salah satunya Brimob Polda Jabar,” tutur Awi di Mapolda Metro Jaya.

Selain itu, ada pula sejumlah 300 personel Polwan berhijab yang juga akan diposisikan di garda depan pengamanan. "Mereka masuk dalam tim Dalmas Awal atau Tim Negosiator," katanya. Menurut Awi, kehadiran polwan diharapkan bisa meredupsi emosi dan amarah massa. "Karena memang polwan lebih feminim. Kami juga akan melayani membawa permen, minuman. Namanya juga negosiator kita bersikap persuasif," Awi menjelaskan.

SUBEKTI | REZKI ALVIONITASARI | INGE KLARA