Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bisnis. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 November 2016

Harga Minyak Sawit Naik,Pendatapan Astra Argo Lestari Anjlok

wijanathea.blogspot.com, Bogor - PT Astra Agro Lestari Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 9,58 triliun pada Januari hingga September ini. Pendapatan itu turun 7,4 persen dibandingkan dengan pendapatan perusahaan pada Januari hingga September tahun lalu, yakni mencapai Rp 10,34 triliun.

Investor Relations PT Astra Agro Lestari Tbk Rudy Limardjo mengatakan, penurunan pendapatan Astra Agro Lestari tak lepas dari penurunan produksi minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Dibandingkan tahun lalu, produksi CPO Astra Agro Lestari tahun ini turun 18,5 persen.

"Produksi CPO kami turun akibat dari kondisi cuaca pada tahun lalu di mana terjadi el nino yang cukup parah. Itu memberikan dampak dan akibat pada produktivitas CPO kami," kata Rudy dalam Workshop Wartawan Pasar Modal di Hotel Rancamaya, Ciawi, Bogor, Sabtu, 5 November 2016.

Padahal, katanya, harga CPO mengalami tren yang terus meningkat sejak Januari. Secara rata-rata, menurut Rudy, harga CPO naik 5,1 persen dibandingkan tahun lalu, yakni Rp 7.588 per kilogram.

Berdasarkan data Astra Agro Lestari, meski pendapatan bersih mereka turun cukup besar, pendapatan operasional perusahaan ini hanya turun tipis. Dibandingkan Januari hingga September 2015 yang mencapai Rp 1,359 triliun, pendapatan operasional perusahaan tahun ini mencapai Rp 1,357 triliun atau turun 0,2 persen.

Adapun net profit Astra Agro Lestari, menurut Rudy, meningkat sangat signifikan. Dalam sembilan bulan pertama ini, berdasarkan data Astra Agro Lestari, net profit mereka mencapai Rp 1,14 triliun atau naik 689,9 persen dibandingkan net profit dalam sembilan bulan pertama 2015 yang hanya sebesar Rp 145 miliar.

Rudy menilai, peningkatan net profit perusahaan terjadi karena adanya keuntungan kurs yang cukup besar tahun ini. Pada September 2015, nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp 14.600. Saat ini, kurs hanya sekitar Rp 13.000. "Penguatan ini cukup signifikan karena sebagain besar loan kita didominasi utang luar negeri."

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Jumat, 04 November 2016

Demo Aman, Indeks IHSG Naik 33,15 Poin

wijanathea.blogspot.com, Jakarta - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 4 November 2016 ditutup naik sebesar 33,15 poin merespon positif kondisi dalam negeri yang kondusif.

IHSG BEI ditutup menguat 33,15 poin atau 0,62 persen menjadi 5.362,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 6,11 poin (0,67 persen) menjadi 913,45.

"Indeks BEI bergerak ke area positif setelah mengalami tekanan pada awal perdagangan efek," kata Analis NH Korindo Securities Indonesia Muhammad Ikhsan Burhanuddin di Jakarta.

Menurut dia, aksi demonstrasi damai pada 4 November 2016 cenderung terkendali, membuat para pelaku pasar saham di dalam negeri merespon positif keadaan tersebut di tengah menurunnya laju bursa Asia.

Ia menambahkan bahwa saham sektor pertambangan, terutama batubara kembali menjadi pilihan bagi investor untuk diakumulasi.

"Harga Batubara Acuan (HBA) naik 22,9 persen, dari sebelumnya 69,07 per ton menjadi 84,89 per ton, kondisi itu menjadi katalis positif pada IHSG," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat yang masih memberikan sentimen ketidakpastian menahan laju indeks BEI bergerak lebih tinggi.

Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan saham di BEI mencapai 303.831 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,764 miliar lembar saham senilai Rp6,057 triliun.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 40,89 poin (0,18 persen) ke level 22.642,62, indeks Nikkei turun 229,32 poin (1,34 persen) ke level 16.905,36, dan Straits Times menguat 13,28 poin (0,47 persen) posisi 2.788,80.

ANTARA

Filipina Cek Pesawat Pesanannya di PT Dirgantara Indonesia

wijanathea.blogspot.com, Bandung - Under Secretary for Finance and Material, Departement of National Deffence, Filipina, (General Retirement) Raymundo Elefante mengatakan, negaranya tengah menjajaki sejumlah produk militer Indonesia untuk program modernisasi peralatan tempurnya 2018-2023. Raymundo mengatakan, dua pesawat NC212i yang dilihatnya itu merupakan bagian dari pengadaan pesawat dalam program modernisasi negaranya.

Dua pesawat produksi PT Dirgantara dijadwalkan dikirim pada awal tahun depan. "Pesawat buatan PTDI akan digunakan dalam berbagai kondisi seperti pada bencana alam, evakuasi medis dan lain-lain," katanya saat melihat 2 pesawat pesanan Filipina di kompleks pabrik pesawat PT Dirgantara Indonesia di Bandung, Jumat, 4 November 2016.

Menurut Raymundo, negaranya menjatuhkan pilihan pada pesawat NC212i produksi PT Dirgantara itu karena harganya kompetitif. Negaranya juga tengah menunggu tuntasnya pesanan kapal dari PT PAL.

Dia tidak merinci kapal pesanan Filipina tersebut. Satu pesawat telah didistribusikan oleh PT PAL ke Filipina dan satu lainnya akan selesai tahun depan.

Dalam program modernisasi itu, Filipina juga tengah menunggu rampungnya pesanan pesawat latih produksi T50 produksi Korea. Raymundo mengatakan, dalam program modernisasi itu, Filipina membutuhkan sejumlah pesawat jenis lain.

Di antaranya pesawat patroli jarak jauh serta helikopter multi fungsi. Lebih jauh, dia mengatakan, tengah menjajaki kemungkinan menjalin kerjasama lebih jauh dengan PT Dirgantara tidak sebatas pembelian pesawat.

Direktur Niaga dan Restrukturisasi PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh mengatakan, 2 unit pesawat NC212i itu merupakan pembelian pesawat pertama kalinya oleh Filipina dalam 20 tahun terakhir. Bagi PT Dirgantara, Filipina merupakan pembeli baru pesawat produksinya. “Kita harus menghormati negara mereka, dia sedang dalam program modernisasi. Ini adalah pembelian pertama mereka setelah 20 tahun lebih vakum,” kata dia di kesempatan itu, Jumat 4 November 2016.

Budiman mengatakan, nilai kontrak pembelian dua pesawat itu menembus US$ 19 juta. “Harga dua pesawat itu, termasuk suku cadang sekitar US$ 19 juta,” kata dia.

Menurut Budiman, pesawat NC212i itu mengalahkan pesawat sekelasnya produksi Sikorsky saat proses tender. Filipina menjatuhkan pilihan pada pesawat produksi PT Dirgantara karena pesawat NC212 memiliki fasilitas Ramp Door, atau pintu besar di bagian belakang pesawat.

Budiman mengatakan, Filipina memilih produksi alutsista buatan PT Dirgantara karena sebagai sesama negara ASEAN. Selain itu, hubungan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Filipuna, Rodrigo Duterte juga baik.

Saat kunjungan rombongan perwakilan Filipina itu, Budiman mempromosikan keunggulan pesawat NC212i itu karena harganya yang relatif murah dan bebas dimodifikasi. PT Dirgantara saat ini merupakan satu-satunya produsen pesawat NC212 setelah Airbus Defence and Space menyerahkan sepenuhnya fasilitas produksi pesawat miliknya di Spanyol pada PT Dirgantara.

Under Secretary for Finance and Material, Departement of National Deffence, Filipina, (General Retirement) Raymundo Elefante yang ditemani Chief of Aircraft Staff, Philipines Air Force, Mayor General Rozano Briguez sempat di ajak melihat fasiltias produksi pesawat N235 di salah satu hanggar PT Dirgantara Indonesia.

Pesawat NC212i merupakan generasi terbaru NC212 dengan sejumlah modifikasi. Spesifikasi pesawat itu diantaranya memiliki daya angkut 28 penumpang, dilengkapi ramp door, kabin luas, dilengkapi digital avionic serta winglet di ujung sayap untuk mengurangi hambatan udara.

Kerjasama pembuatan pesawat ini antara PT Dirgantara dengan Airbus Defence and Space sudah dimulai sejak 1976 bersamaan dengan berdirinya pabrik pesawat milik Indonesia itu. PT Dirgantara kala itu mendapat lisensi memproduksi C212, yang kemudian berubah namanya menjadi NC212. Kerjasama keduanya diperbarui lagi tahun 2012.

Pada Juni 2016 ini, semua fasilitas produksi NC212 milik Airbus di Spanyol sudah diserahkan pada PT Dirgantara yang menandai pabrikan pesawat asal Indonesia itu menjadi satu-satunya produsen pesawat jenis NC212.

AHMAD FIKRI

Harga Cabai Tembus Rp 10 ribu per Kg